Bekal Menerjemahkan Bahasa Arab (Bag. 2)
Bismillah. Wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala Rasulillah. Amma ba’du,
Kesalahan yang banyak terjadi dalam menerjemah
Beberapa kesalahan yang banyak terjadi dalam penerjemahan, yaitu:
- Kesalahan penggunaan terjemah sebuah kata
- Kesalahan dalam menyusun susunan kata dalam kalimat saat menerjemahkan
- Kesalahan dalam menentukan inti makna
- Kesalahan dalam bentuk memaksakan terjemahan harfiah pada semua jenis konteks kalimat
Kesalahan penggunaan terjemah sebuah kata
Dalam bahasa Arab, banyak didapatkan sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu. Sehingga, penerjemah terkadang melakukan kesalahan dalam memilih terjemah dari sebuah kata yang bermakna banyak tersebut.
Contoh:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik.”
Salah jika diterjemahkan ضرب dengan “memukul”, namun yang benar adalah diterjemahkan dengan “membuat perumpamaan”.
أقمت بمكة
“Saya tinggal di Makkah.”
Sebuah kesalahan jika diterjemahkan “Saya menegakkan kota Makkah.”
Cara menghindari kesalahan tersebut:
Pertama: Banyak mengenal arti kosakata yang memiliki makna lebih dari satu sehingga perlu banyak membuka kamus untuk memperkaya pengetahuan kosakata, jangan hanya berdasar pengetahuan selama ini saja.
Kedua: Mempelajari arti wazan sharaf dan makna huruf.
Ketiga: Mempelajari istilah sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.
Keempat: Memahami konteks kalimat secara utuh.
Kelima: Memahami makna puisi, pepatah, atau ungkapan sesuai dengan kebiasaan pemakaian bangsa Arab.
Kesalahan dalam menyusun susunan kata dalam kalimat saat menerjemahkan
أقام أحمد بمكة
diterjemahkan “Ahmad tinggal di Makkah.”
Tidak tepat jika diterjemahkan “Tinggal Ahmad di Makkah”, karena belum diadaptasikan ke dalam struktur kalimat bahasa Indonesia SPK
Cara terhindar dari kesalahan memahami tarkibul jumlah:
Pertama: Mempelajari karakteristik kedua bahasa, yaitu: bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Kedua: Fokus pada tarjamah maknawiyyah (bebas terikat) dengan menemukan inti makna dari konteks kalimat. Tarjamah maknawiyyah itu bebas, namun terikat, yaitu:
Bebas : tidak kaku, namun luwes mengikuti konteks kalimat sehingga akrab di telinga orang Indonesia
Terikat : tidak boleh mengubah makna, singkat, dan padat.
Baca juga: Pentingnya Mempelajari Bahasa Arab
Kesalahan dalam menentukan inti makna
Contoh pertama:
مساعدة الوالدين
Pernyataan di atas bisa diterjemahkan dengan:
“Bantuan untuk kedua orang tua” atau “Membantu kedua orang tua.”
atau bisa juga diterjemahkan dengan:
“Bantuan dari kedua orang tua.”
Contoh kedua:
قامت العلماء بحماية المسلمين من جميع الطوائف
“Ulama melindungi kaum muslimin dari berbagai kalangan masyarakat.”
Atau,
“Ulama melindungi kaum muslimin dari (pemikiran) berbagai kelompok sesat.”
Contoh ketiga:
وليس حلق اللحية من الكبائر، إلا أن يواظب عليه صاحبه؛ لقول ابن عباس -رصي الله عنهما-: لا صغيرة مع الإصرار
“Memotong jenggot bukan dosa besar, kecuali jika dilakukan terus menerus, berdasarkan perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ‘Bukan dinilai dosa kecil jika suatu dosa dilakukan terus menerus.’ ”
Dalam benak penerjemah, bisa saja terlintas bahwa perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ini sebagai alasan bagi “memotong habis jenggot itu bukan dosa besar” atau sebagai alasan bagi “terus menerus memotong habis jenggot itu dosa besar” ?
Oleh karena itu, perlu kecermatan dalam menentukan inti makna kalimat tersebut.
Cara terhindar dari kesalahan menentukan inti makna:
Pertama: Fokus pada tarjamah maknawiyyah (bebas terikat) dengan cara menemukan inti makna dari konteks kalimat dan penguasaan kosakata dan istilah.
Kedua: Mempelajari karakteristik kedua bahasa, yaitu: bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Kesalahan dalam bentuk memaksakan terjemahan harfiah pada semua jenis konteks kalimat
Tidak semua jamak harus diterjemahkan plural
يكثر ترويج محلات الكتب في وسائل الإعلام
“Banyak promosi toko buku di media masa.”
Tidak harus diterjemahkan:
“Banyak promosi toko-toko buku di media-media masa.”
Kalimat aktif tidak harus selalu diterjemahkan dengan kalimat aktif, namun bisa diterjemahkan dengan kalimat pasif
يَبْدَءُ توزيع الكتب للطلاب اليوم
“Pembagian buku untuk mahasiswa dimulai hari ini.”
Tidak harus diterjemahkan:
“Hari ini mulai pembagian buku untuk mahasiswa.”
Isim tidak harus diterjemahkan isim, tapi bisa diterjemahkan dengan fi’il
ممنوع التدخين
“Dilarang merokok.”
Tidak diterjemahkan menjadi: “Pelarangan merokok.”
Cara terhindar dari kesalahan ini :
Pertama: Fokus tarjamah maknawiyyah (bebas terikat) dengan menemukan inti makna dari konteks kalimat.
Kedua: Memilih kosakata terjemah yang akrab.
Ketiga: Dengan mempelajari karakteristik kedua bahasa, yaitu: bahasa sumber dan bahasa sasaran.
***
Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah
Artikel asli: https://muslim.or.id/85215-bekal-menerjemahkan-bahasa-arab-bag-2.html